Review Novel Pasta Kacang Merah Durian Sukegawa: Persahabatan Lintas Generasi

Durian Sukegawa adalah penulis berkebangsaan Jepang yang lahir di Tokyo pada tahun 1962. Nama aslinya adalah Akikawa Tetsuya, ia bukan hanya seorang penulis tetapi juga prosais, badut, dan penyair. Akikawa Tetsuya adalah alumni Fakultas Sastra Universitas Waseda.

Pasta Kacang Merah merupakan novelnya yang diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2022. Novel ini bukan sembarang novel karena mengangkat kisah tentang tiga orang sahabat dengan masalah yang menyakitkan.

Identitas Novel Pasta Kacang Merah

Judul            : Pasta Kacang Merah

Penulis          : Durian Sukegawa

Tahun  Terbit   :  2013 (Jepang), 2022 (Indonesia)

Halaman      : 240 halaman

ISBN            : 9786020665078

Harga          : Rp80.000 (Pulau Jawa)

Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama

Blurb Novel Pasta Kacang Merah

Sentaro gagal menjalani kehidupan. Ia memiliki catatan kriminal, sulit meninggalkan kebiasaan minum alkohol, dan impiannya menjadi penulis semakin lama semakin pudar. Ia menghabiskan hari-hari monoton di sebuah kedai dorayaki yang berada di bawah pohon sakura yang berubah seiring pergantian musim.

Namun, suatu ketika segalanya mulai berubah.

Seorang wanita tua bernama Tokue, dengan jemari yang aneh bentuknya, datang ke kehidupan Sentaro. Dengan metode pengajaran yang sama anehnya, Tokue mewariskan pengalaman lima puluh tahunnya membuat pasta kacang merah kepada Sentaro.

Namun, seiring persahabatan di antara keduanya mulai terjalin, tekanan dari masyarakat terhadap kondisi Tokue mulai mengungkap rahasia gelap yang wanita itu simpan rapat-rapat. Rahasia itu kemudian menuntut harga yang sangat mahal.

Pasta Kacang Merah adalah harmoni kudapan manis dan persahabatan, kisah bagaimana harapan dapat membantu manusia menghadapi kelamnya masa lalu.

Review Novel Pasta Kacang Merah

Blurb yang indah, itu adalah pendapat pertamaku ketika membacanya. Awalnya aku melihat novel ini di katalog Gramedia di Shopee, tertarik dengan novelnya yang didominasi gambar pohon sakura dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan novel ini hehehe....

1. Sampul yang Membuat Bertanya-Tanya

Aku mencari di Google apa itu pasta kacang merah yang jelas itu adalah jenis makanan. Ketika aku mencari review buku ini masih belum ada yang muncul malah resep pasta kacang merah hehehe...

Bagian sampulnya memang membuatku bertanya-tanya, apa hubungan antara pasta kacang merah dengan pohon sakura dan tiga orang yang sedang duduk. Aku mengira pasti tokoh itu adalah Sentaro dan Tokue, namun siapa tokoh satunya?

Setelah selesai membaca novel ini, baru aku mengerti arti tiap gambar pada bagian sampul novel Pasta Kacang Merah. Novel ini adalah novel ketiga yang aku baca karya penulis Jepang setelah Keajaiban Toko Kelontong Namiya dan Lelaki-Lelaki Tanpa Perempuan.

2. Novel yang Membuat Lapar

Kenapa aku mengatakan demikian? Isi novel ini bercerita tentang bagaimana cara membuat dorayaki rasa pasta kacang merah. Penulis benar-benar memberikan gambaran detail tentang cara membuat dorayaki pasta kacang merah.

Tentu saja sebagai pembaca, aku jadi lapar dan ingin makan dorayaki juga. Seperti pada halaman 32 di situ penulis menjelaskan bagaimana tahapan membuat dorayaki yang pas. Jumlah kacang merah untuk sekali pembuatan pasta kacang merah adalah sekitar dua kilogram.

Setelah direndam air selama semalam beratnya berlipat ganda menjadi sedikit di atas empat kilogram. Menurut prosedur kacang merah mesti direbus, lalu setelah mendidih direbus lagi dengan sirop yang mengandung gula pasir sejumlah tujuh puluh persen dari berat tersebut.

Novel yang mirip resep makanan ya? Hehehe...Tapi poinnya bukan di sana. Novel ini mengajarkan kepada pembaca tentang melakukan segala sesuatunya itu harus dari hati. Itulah yang diajarkan oleh Tokue kepada Sentaro.

Selama ini Sentaro membuat dorayaki pasta kacang merah tanpa menggunakan hati, hal itu yang membuat toko menjadi sepi. Sejak kedatangan Tokue, toko menjadi ramai pembeli dan mengatakan bahwa dorayaki yang dibuat Tokue itu pas.

Sepertinya sama dengan menulis, ketika kita menulis dengan hati maka tulisan itu akan sampai juga ke pembacanya. Sama dengan dorayaki yang dibuat dengan ketulusan hati, maka akan terasa pas setelah dinikmati.

3. Ada Dialog yang Tidak Selesai

Pada bagian awal yang menceritakan bagaimana pertemuan Sentaro dengan Tokue mereka memang tampak canggung. Apalagi Sentaro ini adalah laki-laki muda dan Tokue adalah perempuan tua, otomatis perbedaan umur yang sangat jauh membuat mereka kesulitan interaksi.

Ada beberapa dialog antara keduanya yang tidak selesai, seperti ketika Tokue berbicara tetapi tidak dilanjutkan sehingga membuat pembaca bingung apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh tokoh. Hanya saja mungkin ini adalah cara penulis untuk membuat pembaca penasaran.

4. Terdapat Banyak Hal Baru

Membaca novel Pasta Kacang Merah ini membuatku mengetahui banyak hal baru selain tentang proses pembuatan dorayaki dan pasta kacang merah, ada juga beberapa istilah baru seperti misalnya kishimen yang merupakan mie gepeng merupakan makanan khas Jepang.

Selain itu, aku juga baru tahu kalau di zaman dulu di Jepang saat ada yang terkena penyakit Lepra maka akan langsung dibawa ke sanatorium. Para pasien penyakit Lepra atau Hansen tidak diperbolehkan untuk keluar dari sanatorium, mereka “tidak bersalah namun dipenjara”.

Sampai kemudian di tahun 1996 pemerintah menghapus Undang-Undang Pencegahan Lepra sehingga para pasien boleh keluar sanatorium. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan para pasien yang menghabiskan hampir separuh hidupnya di sanatorium dan tidak bisa keluar.

Tidak hanya itu, bahkan mereka juga tidak bisa bertemu dengan keluarga. Ketika mereka diberi kesempatan untuk keluar, masyarakat banyak yang menjauhinya padahal mereka sudah dikatakan sembuh.

Untuk informasi saja, Lepra atau dikenal dengan Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Mungkin di zaman dulu pengobatan untuk Lepra masih kurang, oleh karena itu para pasien harus hidup di dalam sanatorium.

5. Persahabatan Lintas Generasi

Novel Pasta Kacang Merah tidak hanya mengajarkan kepada kita tentang bagaimana berusaha untuk mengikhlaskan masa lalu yang kelam, tetapi juga persahabatan. Sentaro merupakan seseorang dengan catatan kriminal yang merasa bahwa dunianya berhenti berputar.

Setelah kenal Tokue, Sentaro mendapatkan banyak pelajaran baru dari perempuan tua itu. Bagaimana Tokue mau membantu Sentaro untuk bangkit dan jangan berputus asa walaupun ia memiliki masa lalu yang kelam.

Seseorang dengan catatan kriminal tetapi memiliki keinginan kuat untuk berubah (bukan hanya keinginan di mulut saja), maka kesempatan itu berhak ia dapatkan. Orang seperti Sentaro berhak untuk menjalani kehidupan dan mendapatkan hal-hal baik.

Ada lagi Wakana (bukan nama asli) seorang anak SMP yang keluarganya tidak baik-baik saja, setelah kenal Tokue dan Sentaro, ia merasa memiliki teman baru. Hubungan persahabatan antara  Sentaro, Tokue dan Wakana membuatku tersadar bahwa pengalaman adalah guru terbaik.

Tokue mau membagikan pengalamannya selama menjadi pasien penyakit Lepra kepada Sentaro dan Wakana sehingga membuat Sentaro memiliki keinginan untuk hidup lagi. Bagaimana Tokue mencoba untuk menguatkan orang-orang di sekitarnya padahal dirinya sendiri juga rapuh.

Novel ini juga cukup unik karena di era yang serba canggih ini, mereka masih berkomunikasi menggunakan surat. Penulis juga menyertakan surat-surat yang mereka tulis dalam novel ini isi suratnya juga sangat tulus dan hangat.

Namun setelah melewati begitu banyak bulan dan tahun, ada sesuatu yang kian jelas. Yaitu fakta bahwa kami adalah manusia, tak peduli berapa banyak kehilangan yang telah kami alami dan betapa buruk perlakuan yang telah kami terima.

Meski telah kehilangan kedua tangan dan kaki pun, penyakit tak mematikan ini tak memberi pilihan selain untuk menjalani hidup. Kami bertarung dalam perjuangan tanpa harapan, bagai meronta di dasar kegelapan, berpegangan pada satu titik dan berusaha untuk berbangga, sebagai manusia. – Yoshii Tokue (hlm. 188)

Setelah membaca novel ini mungkin kamu akan merasa terharu sepertiku karena penulis mampu menceritakan setiap detailnya dengan sangat indah. Novel Pasta Kacang Merah ini bisa kamu beli secara online di official shop Gramedia atau di toko bukunya langsung! Happy reading 😊

Baca Juga: Review Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya

                    Review Novel Lelaki Tanpa Perempuan


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url