[Mengulas Buku] Ulasan Buku Lovasket 3 The Final Game



 Judul : Lovasket 3 

Penulis : Luna Torashyngu 

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 

Tahun : 2011

Halaman : 376 halaman

Halo aku Gita, seperti biasa aku akan review teenlit dari salah satu penulis favorite yaitu Luna Torashyngu judulnya Lovasket 3. Sama seperti ulasan aku sebelumnya, buku ini juga aku baca lewat iPusnas. Sebenarnya aku juga udah pernah baca buku ini tapi karena udah lama banget jadi aku lupa deh alurnya bagaimana. Tentu saja sebelum membaca buku ini aku udah baca series Lovasket sebelumnya dan karena ceritanya seru jadi aku memutuskan untuk lanjut ke series ketiga ini. 

Series ketiga ini lebih seru dan tentu saja masih membahas tentang kehidupan pemain basket cerdik bernama Savira Priskila yang akrab disapa Vira. Dalam buku sebelumnya dibahas kalau Vira ini adalah siswi SMA Altavia yang pindah ke SMA 31 karena suatu hal. Dalam buku ketiga ini Vira yang sudah berbaikan dengan Stella melanjutkan kariernya dalam dunia basket dan bergabung dengan Woman National Basketball League (WNBL) di grup Puspa Kartika asal Bandung. Pada novel dengan jumlah bab sebanyak 43 bab ini dimulai dengan pertandingan basket antara Puspa Kartika dan Mataram Putri yang berasal dari Jogja. 

Vira yang memang sudah lulus dari SMA 31 melanjutkan pendidikanya ke Universitas Parahyangan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Sembari kuliah, Vira harus bisa membagi waktunya untuk bermain basket di klub Puspa Kartika. Di sana ia dan teman-temannya seperti Rida mendapatkan gaji dan sering bertanding di banyak liga. Akan tetapi berbeda dengan Stella yang memilih kuliah di Jakarta dan terpaksa harus mengundurkan diri dari tim karena ingin membantu bisnis Mamanya. 

Dalam buku ini masih dijelaskan mengenai persahabatan antara Vira, Niken, Stella, Amel, Rida dan anggota basket lainnya. Yang dulunya menjadi musuh tim senior (baca di Lovasket 2) sekarang menjadi rekan satu timnya, salah satunya adalah Lusi Chyndana Dewi. Di ulasan aku sebelumnya aku udah bilang kan kalau di buku ini bakalan lebih seru dan banyak konflik pelik yang dialami tokoh. Nah, di sini Vira yang sepertinya sudah yakin dengan pilihan hidupnya untuk terus bermain basket dan menjadikannya profesi adalah kehidupan yang indah. 

Tentu saja tidak semulus itu, ada masalah yang dihadapi Vira sehingga membuatnya harus merelakan karier cemerlangnya di dunia basket. Vira mendapat musibah yang membuatnya harus rela duduk di kursi roda dan seketika itu hidupnya hancur. Musibah yang datang memang ketika ia sedang berjuang atas nama Puspa Kartika. Penjelasan mengenai kehidupan Vira yang mulai hancur dijelaskan secara gamblang oleh penulis. Akan tetapi ada pelajaran yang aku dapatkan dari novel series ketiga Lovasket ini bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita, seterpuruk apapun keadaan kita, kita tidak pernah sendiri. Tuhan selalu mengirimkan kepada kita orang-orang yang akan senantiasa berada di samping kita dan mendukung kita. 

Itulah yang diceritakan dalam buku dengan jumlah halaman 346 ini, bagaimana Vira bisa bangkit dari keterpurukannya bersama dengan teman-temannya. Tidak hanya itu pelajaran lain yang juga bisa aku dapatkan adalah bahwa walaupun seolah-olah kegelapan datang dalam hidup kita, itu hanya sementara, Tuhan tidak akan membebani hamba-Nya cobaan kalau hamba-Nya tersebut tidak mampu. Sama seperti Vira yang akhirnya juga menemukan cahayanya kembali, tentunya berkat Stella. 

Selain Vira, aku juga suka karakter dari Stella yang kelihatannya sadis dan jahat (apalagi dia terlalu sombong) tetapi sebenarnya maksudnya adalah baik mungkin karena Stella adalah orang yang tertutup. Stella yang membawa Vira kembali menemukan cahayanya, dengan sifatnya yang blak-blakan akhirnya menuntun Vira ke kehidupan yang baru. Itulah yang coba dijelaskan oleh penulis dalam series ketiga ini. Tentu saja tidak hanya cerita tentang Vira dan Stella, penulis juga menyelipkan cerita hubungan Niken dan Rei serta Kak Aji yang merupakan mantan Vira dan kakak kandung Niken. 

Novel yang menurutku rapi dalam menjabarkan suatu keadaan sehingga pembaca tidak akan pusing dan bingung ketika membacanya. Selain itu berbeda dengan dua novel sebelumnya, di series ketiga ini penulis menjelaskan posisi-posisi yang ada dalam basket dan berbagai jenis pelanggaran di bagian depan bukunya. Tentu saja ini akan merepotkan pembaca untuk memahami isi buku karena harus balik lagi ke halaman depan untuk mengetahui apa yang disebutkan oleh penulis. Misalnya tentang jenis pelanggaran travelling, bagi yang awam basket tentu akan kesulitan memahami jenis pelanggaran apa itu. Jadi pembaca akan diminta untuk membuka kembali halaman depan buku dan tentu saja sedikit merepotkan. 

Oke jadi segitu aja review dari aku untuk novel Lovasket 3 ini, novel yang menurutku membuat pembaca ketagihan untuk terus menerus membaca semua seriesnya. Next  aku akan mengulas tentang Lovasket 4 yang tentunya juga tidak kalah seru lho! Sampai jumpa di ulasan berikutnya and Happy Reading. 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url