[Mengulas Buku] Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Bahagia
Penulis : Shantika Ebich
Penerbit: Penerbit AHI
Tahun Terbit: 2021
Judul: Baca Buku Ini Saat Engkau Ingin Bahagia
Buku dengan tebal 200 halaman ini berisi 3 bab yang pertama menjelaskan tentang apa saja mitos kebahagiaan yang relate dengan kehidupan nyata. Di bab pertama ini penulis menguraikan apa saja hal-hal yang membuat bahagia tetapi itu semua hanyalah mitos.
Beberapa contoh mitos kebahagiaan yang dibahas adalah kebahagiaan bisa didapat jika kita mendapatkan barang yang diinginkan, kebahagiaan akan datang jika memiliki karier yang sukses, atau kita bisa bahagia apabila mempunyai banyak uang dan mitos-mitos lainnya. Pada bab pertama ini penulis mencoba menyadarkan kepada pembaca bahwa selama ini kita terpenjara oleh sumber kebahagiaan, padahal kebahagiaan itu tidak datang ketika kita memiliki banyak uang, karier sukses atau bisa membeli barang yang diinginkan.
Berikutnya di bab kedua menjelaskan tentang alasan mengapa seseorang itu sulit bahagia. Penulis menjabarkan semua alasan mengapa banyak orang yang masih merasa tidak bahagia. Salah satu kutipan yang ada di bab ini adalah “ketika seseorang mengeluh, seseorang itu benar-benar menarik masalah ke dalam hidupnya.” (hlm. 67). Disini penulis mencoba menjelaskan bahwa jika kita terlalu sering mengeluh maka hal itu akan menjadi penyebab jiwa kita merasa sakit sehingga kebahagiaan akan sulit masuk.
Kebanyakan manusia itu sendirilah yang sebenarnya mengunci dirinya sendiri sehingga tidak bisa merasakan kebahagiaan. Misalnya saja sedang dihadapkan dengan masalah, jika kita melihat dari satu sisi saja maka hal itu akan membuat kita sedih, akan tetapi jika kita melihat dari sisi yang lain maka kita akan berfikir bahwa masalah itu datang untuk membuat kita menjadi kuat dan jika terus berfikir positif maka kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.
Selain itu di dalam Buku Baca Buku Ini Saat Engkau Bahagia juga menjelaskan salah satu hal yang sering kali dilakukan oleh manusia adalah terlalu mengkhawatirkan masa depan yang belum terjadi. Penulis mencoba mencerahkan bahwa apa yang kita pikirkan itu belum tentu terjadi karena kita sekarang hidup di masa kini bukan masa mendatang.
Berikutnya di bab ketiga berisi tentang bagaimana cara kita agar bisa mendapatkan kebahagiaan. Disini penulis menguraikan 14 cara yang bisa kita lakukan seperti memaafkan kesalahan orang yang menyakiti kita, berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan dan senantiasa bersyukur terhadap apa saja yang kita dapatkan setiap harinya. Ada beberapa tulisan yang pembahasannya tidak dijelaskan lebih lanjut seperti “Seorang manusia yang berteman dengan pemabuk suatu waktu akan mencoba rasanya alkohol, arak dan sejenisnya.” (hlm.125). Kalimat ini bisa menimbulkan makna ganda bila melihat hanya dari satu sisi saja, seperti pemabuk ataupun orang yang bertingkah buruk seolah-olah kita tidak diizinkan untuk berteman dengan mereka.
Maksud penulis sebenarnya adalah agar kita bisa menciptakan kebahagiaan maka harus mencari lingkungan yang positif agar kita merasa bahagia. Buku ini juga mengenalkan kepada pembaca tentang macam-macam hormone yang bisa menyebabkan kesedihan dan kebahagiaan serta bagaimana cara mengatasinya.