[Mengulas Buku] Ulasan Buku Lovasket 1



 Judul : Lovasket 1 

Penulis : Luna Torashyngu 

Tebal : 312 halaman 

Tahun : 2007 

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 

Halo aku Gita, sekarang aku mau mereview buku yang berjudul Lovasket 1. Oke jadi dari judulnya aja udah ketebak sih kalau buku ini berseries, sampai 6. Sebenarnya waktu aku SMP dulu udah pernah baca ini buku semuanya, tapi karena sekarang baru aku review jadi aku baca ulang ebooknya di aplikasi IPUSNAS. Di IPUSNAS lengkap banget mulai dari series 1 sampai series 6 dan nggak perlu khawatir karena waktu aku pinjem buku ini, buku ini nggak masuk dalam antrian, jadi bisa langsung baca deh. 

Jujur aja aku suka sama alur ceritanya, jadi aku bisa menghabiskan satu buku dalam dua hari dengan jumlah halaman 312 halaman. Sebenarnya aku udah selesai baca yang series 1, 2 dan 3, jadi bakal aku review satu persatu ya. Jadi buku ini menceritakan kisah tentang gadis kaya dan cantik yang menjadi atlet basket bernama Savira Priskila. Savira atau yang kerap disapa dengan nama Vira ini merupakan orang yang sombong, nggak bisa menghargai orang dan selalu menilai semuanya dengan uang. Vira merupakan siswi SMA Altavia, sekolah swasta favorite yang di dalamnya hanya berisi anak-anak kalangan menengah ke atas. Vira merupakan murid yang berpengaruh, memiliki genk namanya The Roses terdiri dari lima anak, Vira, Stella, Diana, Lisa dan Amel. 

Dari awal buku ini mengisahkan tentang kehidupan Vira sebagai murid nakal yang suka dugem dan suka basket. Pengaruhnya di sekolah bertambah kuat ketika ia dekat dengan putra ketua yayasan yang bernama Robi. Tentu aja awalnya kehidupan Vira baik-baik saja sampai suatu musibah datang menimpa keluarganya. Semua teman-teman Vira yang ternyata munafik memusuhinya, kecuali Amel. Sejak saat itu kehidupannya berubah menjadi 180 derajat. 

Buku Lovasket 1 mengajarkan kepada pembaca untuk lebih menghargai persahabatan, Vira mulai belajar mengenai sahabat ketika dirinya pindah ke SMA pinggiran yaitu SMA 31 yang juga berbeda jauh dari sekolahnya dulu. Menjadikannya sebagai gadis tertutup dan tidak mau lagi bermain basket, sampai kemudian Vira bertemu Niken Ketua OSIS SMA 31 yang sangat perfeksionis. Rupanya mereka sebelumnya pernah bertemu di suatu tempat. 

Kehidupan Vira menjadi berubah lagi dengan datangnya Niken. Bisa dikatakan Niken memberikan banyak pelajaran bagi Vira sehingga ia lebih menilai kehidupan dengan baik dan menerima masalah yang menimpa dirinya. Tidak hanya membahas tentang persahabatan saja, dalam novel ini juga membahas tentang dunia basket secara jelas. Penulis menjabarkan bagaimana pertandingan basket secara jelas beserta istilah-istilah yang masih awam diketahui tentang basket. 

Kekurangan dalam buku ini adalah masih ada istilah dalam novel tentang basket yang tidak dijelaskan secara jelas apa maksudnya. Hanya beberapa istilah saja yang dijelaskan dan tentu saja itu bisa membuat pembaca kebingungan. Tetapi di balik kekurangannya, Buku Lovasket 1 juga memiliki kelebihan. Selain bahasa yang digunakan ringan dan mudah dipahami, banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. 

Salah satunya adalah belajar untuk menghargai seseoran, jangan meremehkan seseoran karena kita tidak tahu apa yang ada dalam diri seseorang tersebut. Digambarkan dengan Stella yang meremehkan teman-teman Vira di SMA 31 yang sering dipanggil “anak-anak kampung”. Ternyata “anak-anak kampung” tersebut menjadi rival di babak final yang juga memiliki kelebihan dalam olahraga basket. Awalnya Stella menganggapnya remeh, akan tetapi ternyata anak-anak SMA 31 yang juga diperkuat Vira berhasil menunjukkan permainan basket yang memukau sehingga membuat tim SMA Altavia dengan kapten Stella ketar-ketir hingga memilih bermain kasar saat pertandingan berlangsung. 

Buku Lovasket 1 juga tidak hanya fokus pada persoalan tentang Vira dan basket saja, tetapi juga tentang sahabat baru Vira yang bernama Niken. Membahas tentang bagaimana kisah persahabatan dan percintaan Niken dengan Rei yang juga merupakan kapten basket tim cowok di SMA 31. Rei sendiri adalah sahabat Niken dari SMP. 

Ada banyak sekali bagian-bagian yang membuatku gemas, salah satunya ketika pertandingan basket. Penulis bisa menggambarkan suasana pertandingan basket yang sangat seru, membuatku seolah-olah menjadi penonton di sana dan tentu saja membuatku “gregetan”. Penulis memang menggambarkan dengan sangat jelas, walaupun aku sedikit kesulitan membayangkan (hehe). So? Novel ini jelas sangat direkomendasikan buat kamu yang lagi cari bacaan ringan. Happy Reading. 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url