Review Buku The Book of Ikigai: Menemukan Makna Hidup Ala Orang Jepang

 


Berbicara soal Ikigai apa yang akan muncul di benak Anda? Dalam buku The Book of Ikigai yang dituliskan oleh Ken Mogi ini menjabarkan secara luas dan mendalam mengenai tradisi orang Jepang dan bagaimana cara mereka menemukan Ikigai dalam hidup mereka.

Tidak hanya mengenalkan Ikigai, penulis juga menceritakan tentang banyak hal terkait Jepang di masa lalu dan masa sekarang. Ada banyak cerita sejarah yang diceritakan di dalamnya membuat buku ini menjadi lebih seru dan menarik.

Identitas Buku The Book of Ikigai: Make Life Worth Living

Judul               : The Book of Ikigai

Penulis             : Ken Mogi, Ph.D.

Penerbit           : Penerbit Noura  

ISBN               :  978-602-385-415-8

Tahun              : 2018 (Indonesia)

Blurb The Book of Ikigai: Make Life Worth Living

Perkenalkan Jiro Ono, 91 tahun:

-          Chef bintang-tiga-Michelin paling tua di dunia yang masih hidup

-          Di restorannya, selalu tersedia telur ikan salmon (ikura) dalam kondisi segar yang biasanya hanya bisa disajikan di musim gugur

-          Ono “memijit” daging gurita selama satu jam agar empuk dan enak untuk membuat menu guritanya terkenal

-          Saat orang-orang masih meringkuk di tempat tidur, Ono sudah tiba di pasar demi mendapatkan ikan terbaik

Tak heran restoran sushi milik Ono masuk daftar resto kelas dunia. Presiden Barack Obama bahkan memuji karya Ono sebagai sushi terlezat yang pernah disantapnya. Apa sebenarnya kunci kesuksesan Ono? Apa yang membuatnya mampu tetap bersemangat menjalani hari-harinya?

Ternyata Ono memiliki IKIGAI yang membuatnya tak pernah bosan melakukan hal yang sama dan detail setiap hari. Dia menemukan Ikigai dari senyuman pelanggannnya, penghargaan-penghargaan yang dia peroleh, atau dari hawa sejuk kala fajar, saat dia bangun, dan bersiap-siap pergi ke pasar ikan. Dia bahkan berharap bisa mati selagi membuat sushi.

Ikigai, filosofi hidup dari Jepang, akan memberikan Anda motivasi, semangat, gairah, dan tujuan untuk menjalani hidup. Melalui berbagai kisah inspiratif, Ken Mogi, seorang brain scientist, menunjukkan keajaiban Ikigai dalam hidup manusia. Tidakkah kini saatnya Anda menemukan Ikigai Anda sendiri?

Review The Book of Ikigai: Make Life Worth Living

Jujur aku udah lama banget ngincer buku ini di iPusnas tapi selalu antrian sampai akhirnya aku bisa minjem buku ini di iPusnas rasanya seneng sekali excited banget karena penasaran sama isinya. Aku bisa menghabiskan buku ini hanya dalam 1 hari saja.

1. Cover yang Membuat Penasaran

Bagaimana tidak? Pada bagian cover dengan warna ungu kebiru-biruan ini terdapat tulisan di bagian bawah judul “Untuk Hidup Seimbang, Lebih Bahagia, dan Panjang Umur,” jelas siapa coba yang nggak mau bahagia? Pasti semua orang mau bahagia dan sehat terus.

Seperti salah satu tokoh yang diceritakan pertama kali oleh Ken Mogi yaitu Jiro Ono yang umurnya hampir satu abad, ia menghabiskan seluruh hidupnya di restoran sushi miliknya yang terkenal bahkan mendapat pujian dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Menurutku siapapun yang melihat novel cantik ini dari sampulnya akan langsung penasaran tentang isinya. Apalagi istilah Ikigai ini ada di Jepang dan Jepang terkenal sebagai negara yang disiplin dan sangat menghargai waktu.

2. Membahas Tentang Makna Hidup yang Bisa Didapatkan dari Hal-Hal Kecil

Ken Mogi sangat pandai bercerita, Ken Mogi menceritakan semua kisah-kisah di Jepang mulai dari zaman dulu sampai zaman sekarang dan dikaitkan dengan lima pilar Ikigai. Lima pilar Ikigai itu adalah “Awali dengan hal yang kecil,” “Bebaskan Dirimu,” “Keselarasan dan Kesinambungan,” “Kegembiraan dari hal-hal kecil,” “Hadir di tempat dan waktu sekarang,”

Berdasarkan kisah Jiro Ono ia menjadi sukses seperti saat ini karena dimulai dari hal kecil. Jiro Ono tidak pernah memikirkan kesuksesan, yang ia pikirkan hanyalah bekerja mencari nafkah untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Jiro Ono yang saat itu masih sekolah nekat bekerja paruh waktu dan tentu saja pendidikannya terganggung. Ia sering kali dikeluarkan dari kelas karena tertidur di dalam kelas, saat dihukum ia malah memutuskan untuk berlari ke tempat kerja dan menyelesaikan pekerjaannya. Keinginannya hanya satu, mencari nafkah.

Jiro Ono jelas tidak memikirkan bahwa ia akan menjadi seperti sekarang ini, ia melakukannya dari hal kecil seperti membantu keluarga dengan mencari nafkah agar tetap bisa makan. Selain itu Jiro Ono yang memutuskan untuk membangun restoran, melakukan banyak hal-hal kecil sehingga restorannya bisa maju.

Berdasarkan cerita di atas, sudah jelas sekali bahwa orang Jepang selalu memperhatikan hal-hal kecil dalam hidup mereka apapun itu yang membuat mereka bahagia. Dari situ Ikigai mereka perlahan-lahan muncul.

3. Jangan Mengharapkan Imbalan

Ken Mogi tidak hanya membagikan cerita tentang Ikigai masyarakat Jepang, tetapi juga tentang konsep flow atau mengalir. Bagian ini yang benar-benar membuatku tersadarkan bahwa seharusnya ketika kita melakukan apapun, jangan mengharapkan imbalan, pujian, atau validasi.

Menurut psikolog Amerika asal Hongaria yang bernama Mihaly Csikszentmihalyi mengatakan bahwa seseorang yang memasuki kondisi flow atau mengalir adalah orang yang larut dalam pekerjaannya namun ia tidak merasa lelah tetapi malah muncul kesenangan.

Contohnya adalah seorang animator terkenal bernama Hayao Miyazaki yang rela menghabiskan waktunya berjam-jam untuk membuat karakter. Ia larut dalam pekerjaannya sehingga masuk ke fase mengalir karena menimbulkan kesenangan.

Miyazaki tidak pernah mengharapkan validasi apapun, tetapi karyanya ditonton oleh banyak orang hingga anak-anak selalu ketagihan menonton karyanya itu. Ternyata di Jepang bayaran seorang animator itu sedikit tetapi Miyazaki tetap menikmati pekerjaannya.

Setelah membaca bagian ini, aku merasa semakin mencintai apa yang aku lakukan sekarang yaitu menulis dan membaca. Aku jadi ingin larut di dalamnya, hingga menimbulkan kesenangan tersendiri tanpa mengharapkan feedback dari orang lain.

Aku jadi ingin merasakan kesenangan itu saja, kesenangan ketika menulis dan membaca yang hanya aku saja yang bisa merasakannya. Aku ingin masuk ke fase mengalir seperti kata Ken Mogi dalam buku ini.

4. Menggunakan Alur Maju Mundur

The Book of Ikigai ini menggunakan alur maju mundur, jadi Ken Mogi bercerita tentang banyak hal dan pembaca jadi tahu tentang sejarah Jepang di masa lalu. Seperti membahas tentang sebuah kuil di Jepang yang keramat dan masih dijaga sampai sekarang.

Ken Mogi menjabarkan secara jelas tentang bagaimana kuil itu dijaga sampai ribuan tahun dan selalu diperbarui selama 20 tahun sekali. Membaca buku ini juga seperti mengajak kita untuk langsung melihat Jepang dari jarak dekat.

5. Bisa Baca Versi E-book

Buat kamu yang tertarik dengan buku ini kamu bisa membacanya dalam versi e-book yang legal ya! Di iPusnas, walaupun memang antrian tetapi aku baru dapat tips dari teman, coba pinjam buku waktu tengah malam atau waktu subuh supaya tidak keduluan orang hehehe...

Atau kamu bisa membeli buku ini langsung di Gramedia, aku sempat melihat buku ini di Gramedia tahun lalu, semoga saja masih ada ya!

Ini hanya sekilas review yang bisa aku sampaikan ke kamu karena kalau penasaran bisa langsung baca bukunya aja ya hehehe...Ada banyak pelajaran lain yang bisa kita dapatkan dari buku ini tapi aku nggak mau spoiler banyak-banyak, oya ini salah satu kutipan yang aku suka dari buku ini,

“Anda bisa meneukan dan menanamkan Ikigai Anda sendiri dan menumbuhkannya secara rahasia dan perlahan-lahan hingga suatu hari ia akan menghasilkan buah yang orisinal,”

“Wujudkan kegembiraan dari melakukan hal-hal kecil maka Anda juga akan dapat mewakili Ikigai di pagi hari,”

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url