Ulasan Novel Ayah

 


Judul               : Ayah

Penulis             : Andrea Hirata

Halaman          : 412 halaman

Penerbit           : PT Bentang Pustaka

            Halo kembali lagi di blogitawelasti, kali ini aku mau mengulas novel dari Andrea Hirata yang judulnya Ayah. Novel ini cukup tebal dengan harga Rp79.000 di Gramedia Roxy Jember. Waktu itu aku memang berniat untuk mengoleksi semua karya Andrea Hirata dan pas banget nemu novel Ayah jadinya langsung beli deh hehe....

            Jujur aku nggak punya ekspektasi apa-apa soal buku ini, karena seperti karya Andrea Hirata lainnya pasti endingnya nggak bakal ketebak. Jadi novel Ayah ini terdiri dari 67 bab tetapi jangan kaget karena setiap babnya ini pendek-pendek kok, cuma terdiri dari beberapa halaman aja. Sesuai dengan judulnya, novel ini berkisah tentang kehidupan seorang Ayah jadi yang menjadi tokoh utamanya adalah seorang Ayah.

            Gaya tulisan Andrea Hirata yang khas membuatku tiba bisa menebak seperti apa jalan ceritanya, di bab-bab pertama penulis seolah-olah menghadirkan 3 kisah yang berbeda yaitu tentang Sabari, Markoni dan Amirza. Tentang Sabari yang merindukan seorang perempuan bernama Marlena, perempuan yang membuatnya merasa hidup dan jatuh cinta.

            Lalu ada pula Markoni ayah dari Marlena yang bingung ingin bekerja sebagai apa, Markoni merasa menyesal karena dulunya saat masih sekolah dia menjadi anak nakal yang tidak nurut dengan Ayahnya, padahal teman-temannya sekarang sudah mendapatkan pekerjaan tetap. Itulah yang membuat Markoni keras terhadap anak-anaknya terutama Marlena.

            Akan tetapi buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, anak-anaknya tidak mau menurut kepada Markoni padahal Markoni akan berkorban apa saja untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Kemudian ada juga kisah tentang Amiru dan Amirza, Amirza merupakan seorang Ayah yang suka mendengarkan radio dan hanya radio itu menjadi satu-satunya hiburan di rumah tersebut.

            Sebenarnya kisah Amiru dan Amirza ini hanya dibahas sekilas saja di bab-bab pertama. Buku Ayah ini lebih fokus pada kisah Sabari seorang yang sangat sabar dan suka berpuisi, Sabari memiliki dua sahabat bernama Ukun dan Tamat, Sabari adalah laki-laki yang tidak percaya dengan cinta sampai suatu hari dia bertemu dengan Marlena.

            Marlena mencuri jawaban tes Bahasa Indonesianya, Marlena adalah gadis manis bermata indah dan berlesung pipit dalam, membuat Sabari jatuh hati. Sesuai dengan namanya, Sabari sabar menunggu Lena bahkan hal itu membuat Ukun dan Tamat kesal lantaran Sabari tidak mau mencari perempuan lain.

            Sudah banyak puisi yang ia kirimkan ke Lena, tetapi Lena juga tidak membalas cintanya. Di sini sebenarnya aku kesal dengan tokoh Lena karena dirinya suka sekali bergonta ganti lelaki sampai suatu hari terjadi “kecelakaan” yang membuat Lena “berisi” akhirnya Ayahnya Markoni muntab mendengar hal itu dan Sabari dengan senang hati menawarkan diri untuk menikahi Marlena.

Tentu saja hal tersebut membuat Sabari gembira karena akhirnya penantiannya berakhir yaitu menjadi suami seorang Marlena. Marlena melahirkan anak dan diberinya nama Zorro tentu saja ini adalah nama panggilan saja. Marlena kembali ke tabiat buruknya yaitu suka pergi dari rumah dan tidak pulang-pulang, tetapi Sabari tidak ambil pusing karena akhirnya dia bisa menjadi seorang Ayah dari Zorro.

Membaca novel ini sampai bagian pertengahan masih terasa membingungkan mengenai alur dari novel ini dan aku sedikit merasa bosan lantaran alur yang agak lambat. Apalagi di bagian pertengahan muncul lagi dua tokoh baru yang entah apa hubungannya dengan bagian sebelumnya, dua tokoh itu adalah Manikam dan Jon si pemusik.

Tetapi karena penasaran tentang bagaimana isinya, aku memutuskan untuk terus melanjutkan membaca. Barulah tiba di bagian yang membuatku merasa semangat untuk menyelesaikan novel ini yaitu ketika Ukun dan Tamat membantu Sabari mencari Lena dan Zorro yang hilang entah ke mana.

Novel ini memberikan banyak pelajaran penting seperti kesetiakawanan, walaupun hidup dalam garis kesusahan, Ukun dan Tamat rela berkorban apa saja untuk kebahagiaan sahabatnya, Sabari. Mereka rela berkeliling Sumatera untuk mencari Lena dan Zorro, mereka mencari pekerjaan di tengah perjalanan karena bekalnya habis. Jujur aku benar-benar terharu membaca bagian ini, ternyata masih ada orang-orang baik di sekitar kita yang rela menolong dan berkorban.

Novel ini juga berisi banyak kata-kata lucu yang menggambarkan tentang tingkah kedua sahabat Sabari yaitu Ukun dan Tamat. Selain itu terdapat pula puisi-puisi indah yang diucapkan oleh Ayah Sabari, Sabari dan Zorro, anak Sabari. Selain itu pelajaran penting lainnya juga aku dapatkan dari tokoh Lena.

Meskipun aku tidak suka dengan tabiat Lena, tetapi Lena menggambarkan sosok manusia yang berani menyuarakan apa keinginannya dan hal yang tidak ia inginkan, Lena juga manusia yang berani menjadi dirinya sendiri walau itu mengganggu hubungannya dengan Ayahnya. Novel ini juga menceritakan kisah tentang kehidupan warga di Pulau Belitong yang tentunya kisah ini diambil dari kisah nyata.

Novel Ayah ini secara keseluruhan menggambarkan sosok Sabari sebagai Ayah yang bertanggung jawab, bersikap selalu melindungi dan membahagiakan anaknya. Bagaimana pengorbanan Sabari ingin bertemu dengan anaknya, dia sampai ikut berlomba lari agar bisa menghadiahkan piala kemenangan kepada anaknya.

Membaca novel ini jadi mengingatkanku tentang sosok Ayah yang rela berbuat apa saja untuk kebahagiaan anak-anaknya. Tentang bagaimana pengorbanan Ayah, bagaimana cara Ayah melindungi dan menghidupi keluarganya digambarkan jelas dalam novel ini. Tentu saja bagian yang aku bingungkan mengenai hubungan antara Amiru, Amirza dan novel ini terjawab di bagian akhirnya.

Gimana apa kamu penasaran dan merasa tertarik untuk membaca novel ini? Sebelum aku menutup review ini ada salah satu puisi yang aku suka dari novel ini tentang nyanyian untuk awan,

Wahai Awan

Aku ingin sekolah, janganlah dulu kau turunkan hujan

Ajaklah Angin, untuk menerbangkanmu ke selatan

Wahai Awan

Janganlah dulu kau turunkan hujan

Wahai Awan, kuterbangkan layang-layang untukmu

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url