[Mengulas Buku] Ulasan Buku My Friends, My Dreams


 

Judul                 : My Friends, My Dreams

Penulis              : Ken Terate 

Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama 

Tahun                : 2005

Halaman            : 240 halaman

Halo balik lagi bersama Gita di sini, sekarang aku mau review salah satu novel remaja yang judulnya My Friends, My Dreams karya Ken Terate. Oh ya buat FYI aja kalau novel ini mendapatkan penghargaan sebagai juara ketiga Novel Teenlite Writer tahun 2005. Kalau kamu mau baca bukunya bisa langsung baca lewat aplikasi iPusnas ya! Novel ini memiliki tebal halaman 240 halaman, jumlah yang tidak terlalu banyak kan?

My Friends, My Dreams diawali dengan kisah Marcella anak Jakarta yang terpaksa pindah ke Jogja dan sekolah di sebuah sekolah yang menurutnya biasa-biasa saja. Tentu saja kepindahannya tersebut membuat Marcella kesal dengan kedua orangtuanya, kehidupannya yang bahagia di Jakarta mendadak sirna. Tidak ada lagi mall, shopping, nongkrong dan kebiasan-kebiasan yang biasanya dilakukan di Jakarta tidak bisa lagi dilakukannya di Jogja. 

Ternyata semua tidak yang seperti Marcella pikirkan, di sekolah barunya ia bertemu dengan dua orang yang menjadi sahabatnya yaitu Joyce dan Wening. Joyce adalah anak dari Bandung yang terpaksa merantau karena perceraian kedua orangtuanya. Sedangkan Wening adalah anak bungsu yang berbeda dengan kedua kakaknya. Wening merasa tidak istimewa jika dibandingkam dengan kakaknya. Ia berasal dari Gunung Kidul yang berbohong bahwa dirinya menyukai basket, semua itu dilakukannya karena sebuah alasan.

Sesuai dengan judulnya My Friends, My Dreams menceritakan kisah tentang Marcella, Joyce dan Wening yang memiliki obsesi. Marcella ingin membentuk sebuah band, Joyce ingin memiliki pacar dan Wening memiliki keinginan untuk menjadi populer. Tentu saja banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel remaja ini. Selain persahabatan, novel ini juga mengajarkan tentang bagaimana kita bisa memiliki kemauan untuk menggapai keinginan, dijelaskan dalam cerita bagaimana ketiganya mengejar obsesinya, tentu saja mereka saling bantu.

Akan tetapi Ken Terate juga memberi bumbu tambahan mengenai permasalahan yang meretakkan persahabatan mereka. Tentang mencari jati diri ketika masuk SMA, bagaimana menjadi diri sendiri adalah hal yang lebih baik. Karakter yang aku suka adalah Wening, bagaimana pun juga Wening ini 11 12 dengan aku, sama-sama suka menulis. Menurutku karakter Wening ini menggambarkan tentang pentingnya menjadi diri sendiri. Di mana penulis menggambarkan Wening yang ingin populer tetapi ternyata tidak berhasil dan akhirnya ia memutuskan untuk menjadi diri sendiri.

Ken Terate juga menceritakan permasalahan-permasalahan yang sering dialami oleh anak-anak remaja SMA mengenai permasalahan dalam percintaan, persahabatan, obsesi dan permasalahan lainnya. Menurutku novel remaja ini cocok dibaca untuk anak remaja dan orang dewasa yang ingin membaca bacaan ringan.

Terus menurutku kalau dari sampulnya juga bagus sih, sederhana gitu. Ada 3 cewek yang pasti menggambarkan Marcella, Wening dan Joyce. Tentu aja ketiga karakter tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, aku nggak terlalu suka sifat Marcella yang terlalu sombong dan banyak ngatur tetapi di sisi lain dia memiliki alasan untuk melakukan hal tersebut. Tetapi di satu sisi, buku ini menyadarkan aku mengenai hal-hal yang bisa dilakulan di masa muda. Tidak hanya mengenai percintaan saja tetapi juga ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk masa depan. Pokoknya buku ini aku rekomendasikan untuk kamu. Selamat membaca ya! Happy reading.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url